Akhirnya Ny Siami benar-benar
mengosongkan rumahnya, pergi mengungsi ke Solo setelah tidak tahan
diusir warga sekitarnya. Begitulah nasib orang jujur yang oleh warga
sekitar tindakan Ny Siami itu dianggap berlebihan. Pertanda masyarakat
kita memang sedang sakit. Peristiwa contekan massal yang melibatkan
siswa-siswa SD Negeri Gadel 2 Surabaya. Seorang anak pintar, putra Ny
Siami, dipaksa wali kelasnya memberikan contekan secara massal kepada
teman-temannya pada saat Ujian Nasional SD baru-baru ini.
Sepenggal kisah diatas merupakan salah satu dari 1001 permasalahan dalam dunia pendidikan di negara tercinta ini, selain infrastruktur gedung sekolah yang jauh dari kata layak, kunci jawaban yang bocor, korupsi, manipulasi, plagiarisme (budaya mencontek) dan masih buanyaak lagi. Apakah itu sudah dapat mencerminkan semangat pendidikan yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantoro ?. Jawabannya sangat-sangat menyimpang dan tidak sesuai yang diharapkan.
Ketika budaya korupsi, manipulasi, mencontek sudah masuk dan merajalela ke ranah pendidikan yang notabene-nya adalah sebagai tempat untuk mencentak generasi-generasi pemikir dengan ide-ide segar dan brilian ternyata sudah "diracuni" oleh pemikiran-pemikiran sempit, instan dan menghalalkan segala cara. Slogan "Ing ngarso sung tulodho Ing madyo mangun karso dan Tutwuri handayani" sepertinya sangat sulit untuk terpenuhi. Saat ini yang dapat kita lakukan sekarang hanyalah terus berusaha agar para siswa, mahasiswa, guru, dosen menghasilkan karya-karya yang kreatif, inovatif, dan orisinil sehingga dapat diwariskan untuk anak cucu kelak dimasa yang akan datang. Semoga..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar